Banyak orang yang masih dengan enteng merokok di mana saja tanpa mempedulikan orang lain. Sebagai contoh, hingga kini masih banyak orang yang merokok di dalam ruangan atau bahkan di dalam rumah. Padahal, kebiasaan ini tak hanya akan merugikan kesehatan diri sendiri, namun juga bagi kesehatan orang lain.
Fakta ini dikemukakan dalam hasil penelitian yang dilakukan di Lawrence Berkeley National Laboratory. Menurut salah seorang pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, dr. Antoine Snijders, diketahui bahwa dengan merokok di dalam ruangan, maka kita bisa meninggalkan nikotin pada berbagai macam perabotan. Yang menjadi masalah adalah, nikotin ini bisa bereaksi dengan udara di dalam ruangan sehingga akan bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan penyakit kanker.
Jika kita terbiasa merokok di dalam rumah meskipun ada bayi di dalamnya, maka dikhawatirkan asap rokok ini bisa meninggalkan nikotin pada berbagai perabotan rumah yang tentu akan memberikan dampak buruk bagi kesehatannya, Sehingga di Ringinanom dibuat lah kawasan bebas asap rokok di dalam rumah, maka tercetuslah ide ada kawasan khusus bebas merokok,
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa orang tua yang memiliki bayi namun kerap merokok di dalam rumah, tanpa disadari akan membuat berbagai perabotan layaknya karpet, atau bahkan sofa, terkena zat sisa asap rokok yang beracun. Saat bayi merangkak atau bermain pada tempat-tempat tersebut dan bahkan tanpa sengaja memasukkannya ke dalam mulut melalui tangannya yang sudah terpapar, maka dikhawatirkan Ia bisa menjadi korban third-hand smoke. Jika hal ini terjadi, maka sistem kekebalan tubuh bayi bisa semakin melemah dan bahkan mengganggu pertumbuhannya. Selain itu, bayi juga beresiko tinggi terkena berbagai macam penyakit pernafasan.
Penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal berjudul Scientific Reports ini menyebutkan jika korban third-hand smoke akan mengalami perubahan sel darah merah yang berpengaruh besar pada penurunan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat mereka lebih mudah terkena peradangan sekaligus reaksi alergi. Dengan adanya fakta-fakta ini, ada baiknya memang para perokok tak lagi merokok di dalam ruangan dan sebaiknya berhenti merokok.